Di tengah lanskap arsitektur Indonesia yang kaya, candi-candi berdiri sebagai saksi bisu sejarah peradaban masa lalu. Candi-candi ini umumnya dikategorikan sebagai bercorak Hindu atau non-Hindu, masing-masing memiliki ciri khas yang membedakannya.
Dalam tulisan ini, kita akan mengeksplorasi candi-candi yang bukan bercorak Hindu, mengidentifikasi karakteristik uniknya dan membandingkannya dengan candi-candi Hindu yang terkenal. Dengan meneliti contoh-contoh tertentu, kita akan mengungkap alasan mengapa candi-candi ini tidak dapat diklasifikasikan sebagai bercorak Hindu.
Identifikasi candi bercorak Hindu
Candi bercorak Hindu merupakan bangunan keagamaan yang memiliki ciri khas arsitektur dan simbolisme yang dipengaruhi oleh agama Hindu. Candi-candi ini umumnya digunakan sebagai tempat ibadah dan pemujaan bagi dewa-dewi Hindu.
Berikut adalah beberapa ciri khas candi bercorak Hindu:
- Memiliki atap yang berbentuk meru atau puncak yang menjulang tinggi.
- Terdapat patung atau relief dewa-dewi Hindu pada dinding dan pintu masuk.
- Memiliki halaman atau pelataran yang dikelilingi oleh tembok.
- Biasanya memiliki pintu masuk yang diapit oleh dua arca dwarapala atau penjaga.
- Sering kali dihiasi dengan ukiran dan ornamen yang rumit.
Identifikasi Candi yang Bukan Bercorak Hindu
Candi merupakan bangunan keagamaan yang banyak ditemukan di Indonesia, khususnya di Jawa dan Bali. Mayoritas candi di Indonesia bercorak Hindu, namun terdapat beberapa candi yang memiliki corak berbeda.
Berikut adalah identifikasi candi yang bukan bercorak Hindu:
Candi Borobudur
- Bercorak Buddha Mahayana
- Terdiri dari sembilan teras yang melambangkan tingkatan pencerahan
- Dihiasi dengan lebih dari 2.600 relief yang menceritakan kisah hidup Buddha
Candi Mendut
- Bercorak Buddha Mahayana
- Merupakan candi induk dari Candi Borobudur dan Candi Pawon
- Di dalamnya terdapat tiga arca Buddha yang disebut Tri Ratna
Candi Pawon
- Bercorak Buddha Mahayana
- Merupakan candi pelengkap dari Candi Borobudur dan Candi Mendut
- Berfungsi sebagai tempat peristirahatan bagi para peziarah yang hendak menuju Candi Borobudur
Candi Dieng
- Bercorak Hindu-Buddha
- Terletak di Dataran Tinggi Dieng, Jawa Tengah
- Terdiri dari delapan candi, yaitu Candi Arjuna, Candi Semar, Candi Srikandi, Candi Puntadewa, Candi Bima, Candi Gatotkaca, Candi Petruk, dan Candi Gareng
Candi Sukuh
- Bercorak Hindu-Buddha
- Terletak di lereng Gunung Lawu, Jawa Tengah
- Memiliki arsitektur yang unik, yaitu terdapat piramida berundak yang melambangkan Gunung Mahameru
Perbandingan Candi Bercorak Hindu dan Non-Hindu
Candi di Indonesia memiliki keragaman arsitektur yang dipengaruhi oleh kepercayaan agama yang berbeda. Candi bercorak Hindu memiliki ciri khas yang membedakannya dari candi non-Hindu, baik dari segi bentuk bangunan, simbolisme, maupun fungsi keagamaannya.
Ciri-ciri Candi Bercorak Hindu
Candi bercorak Hindu umumnya memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
- Bentuk bangunan yang menjulang tinggi, biasanya terdiri dari tiga bagian utama: kaki candi, tubuh candi, dan atap candi.
- Pada kaki candi terdapat relief yang menggambarkan kisah-kisah mitologi Hindu.
- Tubuh candi biasanya berbentuk persegi atau persegi panjang, dengan dinding yang dihiasi dengan ukiran dan patung dewa-dewa Hindu.
- Atap candi berbentuk stupa atau meru, yang melambangkan gunung suci Kailasa, tempat bersemayam para dewa Hindu.
Ciri-ciri Candi Non-Hindu
Sebaliknya, candi non-Hindu memiliki ciri-ciri yang berbeda:
- Bentuk bangunan yang lebih sederhana, biasanya hanya terdiri dari satu atau dua tingkat.
- Tidak memiliki relief atau ukiran yang menggambarkan kisah-kisah mitologi Hindu.
- Dinding candi biasanya polos atau dihiasi dengan motif geometris.
- Atap candi berbentuk limas atau segitiga, yang tidak memiliki simbolisme agama Hindu.
Pembahasan khusus candi yang bukan bercorak Hindu
Di Indonesia, mayoritas candi yang ditemukan bercorak Hindu. Namun, terdapat beberapa candi yang tidak bercorak Hindu, seperti Candi Borobudur dan Candi Prambanan.
Candi Borobudur
Candi Borobudur merupakan candi Buddha yang terletak di Magelang, Jawa Tengah. Candi ini dibangun pada abad ke-8 dan ke-9 Masehi oleh Dinasti Syailendra.
Candi Borobudur memiliki bentuk stupa yang terdiri dari 10 tingkat. Pada setiap tingkat terdapat relief yang menggambarkan kisah hidup Buddha dan ajarannya.
Candi Prambanan
Candi Prambanan merupakan candi Hindu yang terletak di Sleman, Yogyakarta. Candi ini dibangun pada abad ke-9 Masehi oleh Dinasti Sanjaya.
Candi Prambanan terdiri dari tiga candi utama yang didedikasikan untuk Trimurti, yaitu Brahma, Wisnu, dan Siwa. Candi ini memiliki arsitektur yang megah dengan banyak relief yang menggambarkan kisah-kisah dari mitologi Hindu.
Rangkuman dan rekomendasi
Artikel ini membahas berbagai candi di Indonesia, dengan fokus pada arsitektur dan karakteristiknya. Artikel ini mengulas beberapa candi bercorak Hindu dan non-Hindu, memberikan wawasan tentang perkembangan dan pengaruh agama Hindu dan Buddha di Indonesia.
Sumber daya tambahan untuk studi lebih lanjut
- Candi Indonesia: Sejarah, Arsitektur, dan Arkeologi oleh Soekmono
- Arsitektur Candi Hindu di Jawa Tengah oleh R. Soekmono
- Candi Buddha di Indonesia oleh A.J. Bernet Kempers
Akhir Kata
Dengan memahami perbedaan antara candi bercorak Hindu dan non-Hindu, kita memperoleh apresiasi yang lebih dalam terhadap keragaman arsitektur keagamaan di Indonesia. Candi-candi non-Hindu ini merupakan pengingat akan kompleksitas sejarah dan pengaruh budaya yang telah membentuk lanskap keagamaan Nusantara.
Sudut Pertanyaan Umum (FAQ)
Apa saja ciri khas candi bercorak Hindu?
Candi bercorak Hindu biasanya memiliki bentuk menyerupai gunung, menara tinggi (shikhara), dan relief yang menggambarkan dewa-dewa Hindu.
Apa contoh candi yang bukan bercorak Hindu?
Contoh candi yang bukan bercorak Hindu antara lain Candi Borobudur dan Candi Prambanan.
Apa perbedaan mendasar antara candi bercorak Hindu dan non-Hindu?
Perbedaan mendasar terletak pada agama yang dianut. Candi bercorak Hindu dibangun untuk menghormati dewa-dewa Hindu, sedangkan candi non-Hindu dibangun untuk tujuan lain, seperti pemujaan leluhur atau penghormatan terhadap tokoh sejarah.