Periode Demokrasi Terpimpin: Indonesia pada Periode 1959-1966

Pada kancah politik Indonesia, periode 1959-1966 dikenal sebagai periode Demokrasi Terpimpin. Era ini ditandai dengan konsentrasi kekuasaan di tangan Presiden Soekarno, kebijakan ekonomi yang mengarah pada sentralisasi, dan dinamika sosial yang kompleks.

Berangkat dari sistem parlementer sebelumnya, Demokrasi Terpimpin menandai pergeseran signifikan dalam tata pemerintahan Indonesia. Periode ini diwarnai dengan pergolakan politik, konflik ideologi, dan peristiwa penting yang membentuk jalannya sejarah bangsa.

Latar Belakang Periode 1959-1966

pada periode 1959-1966 dikenal sebagai periode

Periode 1959-1966 dalam sejarah Indonesia merupakan periode yang penuh gejolak dan perubahan besar. Periode ini dimulai dengan berakhirnya masa Demokrasi Terpimpin di bawah Presiden Soekarno dan berakhir dengan bangkitnya rezim Orde Baru di bawah Presiden Soeharto.

Pada periode ini, Indonesia mengalami sejumlah peristiwa penting, termasuk:

  • Pemberontakan PRRI/Permesta
  • Dekret Presiden 5 Juli 1959
  • Pembentukan Dewan Perwakilan Rakyat Gotong Royong (DPR-GR)
  • Peristiwa G30S/PKI
  • Pembantaian massal 1965-1966

Karakteristik Periode 1959-1966

Periode 1959-1966, yang dikenal sebagai periode “demokrasi terpimpin”, ditandai dengan perubahan signifikan dalam ideologi, kebijakan ekonomi, dan dinamika sosial di Indonesia.

Ideologi

Ideologi yang mendasari periode ini adalah “Nasakom”, yang menggabungkan unsur nasionalisme, agama, dan komunisme. Presiden Soekarno mempromosikan konsep ini sebagai cara untuk menyatukan rakyat Indonesia dan menciptakan masyarakat yang lebih adil.

Kebijakan Ekonomi

Kebijakan ekonomi periode ini berfokus pada pembangunan ekonomi nasional yang mandiri. Pemerintah melakukan nasionalisasi perusahaan-perusahaan asing dan mengadopsi kebijakan ekonomi yang mengutamakan kepentingan dalam negeri.

Dinamika Sosial

Dinamika sosial periode ini ditandai dengan meningkatnya ketegangan antara kelompok-kelompok politik dan agama. Partai Komunis Indonesia (PKI) menjadi semakin kuat, yang menyebabkan konflik dengan kelompok Islam dan militer.

Perbedaan Periode 1959-1966 dengan Periode Sebelumnya dan Sesudahnya
Periode Ideologi Kebijakan Ekonomi Dinamika Sosial
Sebelum 1959 Demokrasi liberal Ekonomi pasar bebas Relatif stabil
1959-1966 Nasakom Ekonomi nasionalis Ketegangan meningkat
Setelah 1966 Orde Baru Ekonomi kapitalis Stabil dan otoriter

Tokoh-Tokoh Penting

presiden terpimpin demokrasi dekrit

Periode 1959-1966 ditandai dengan munculnya tokoh-tokoh kunci yang memainkan peran penting dalam membentuk peristiwa-peristiwa yang terjadi. Tokoh-tokoh ini berasal dari berbagai latar belakang dan memiliki pengaruh yang signifikan terhadap jalannya sejarah Indonesia.

Berikut adalah beberapa tokoh kunci pada periode ini:

Soekarno

  • Presiden pertama Indonesia (1945-1967)
  • Tokoh sentral dalam gerakan kemerdekaan Indonesia
  • Mempromosikan konsep “Nasakom” (Nasionalisme, Agama, dan Komunisme)
  • Memimpin Indonesia keluar dari kolonialisme Belanda

Soeharto

  • Presiden kedua Indonesia (1967-1998)
  • Panglima Angkatan Darat yang memimpin kudeta terhadap Soekarno pada tahun 1965
  • Meluncurkan program pembangunan ekonomi yang dikenal sebagai Orde Baru
  • Memimpin Indonesia selama lebih dari 30 tahun

Mohammad Hatta

  • Wakil Presiden pertama Indonesia (1945-1956)
  • Tokoh kunci dalam gerakan kemerdekaan Indonesia
  • Mempromosikan konsep demokrasi dan ekonomi liberal
  • Berperan penting dalam pembentukan konstitusi Indonesia

D.N. Aidit

  • Ketua Partai Komunis Indonesia (PKI)
  • Tokoh penting dalam gerakan buruh Indonesia
  • Terlibat dalam upaya kudeta yang gagal pada tahun 1965
  • Dibunuh setelah kudeta tersebut

Untung Syamsuri

  • Perwira Angkatan Darat yang memimpin Gerakan 30 September (G30S)
  • Menculik dan membunuh enam jenderal senior
  • Gagal menggulingkan Soekarno
  • Dibunuh setelah upaya kudeta tersebut

Dampak Periode 1959-1966

pada periode 1959-1966 dikenal sebagai periode

Periode 1959-1966, yang dikenal sebagai periode Demokrasi Terpimpin, berdampak signifikan pada Indonesia baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang.

Dampak Jangka Pendek

Dalam jangka pendek, periode ini ditandai dengan:

  • Stabilitas politik yang relatif, dengan Sukarno sebagai satu-satunya pemimpin
  • Pertumbuhan ekonomi yang pesat, didorong oleh program nasionalisasi dan industrialisasi
  • Pembatasan kebebasan sipil dan politik, termasuk pembungkaman pers dan penahanan lawan politik

Dampak Jangka Panjang

Dalam jangka panjang, periode ini meninggalkan warisan yang kompleks, antara lain:

  • Lemahnya institusi demokrasi dan supremasi hukum
  • Kesenjangan ekonomi yang semakin lebar
  • Trauma politik dan sosial yang mendalam akibat peristiwa G30S/PKI

“Periode Demokrasi Terpimpin menandai titik balik penting dalam sejarah Indonesia. Dampaknya masih terasa hingga saat ini, membentuk lanskap politik dan sosial negara.”

George McTurnan Kahin, sejarawan Amerika

Terakhir

demokrasi terpimpin kesatuan bangsa persatuan orde 1959 maret soekarno idsejarah bab liberal quizizz

Periode Demokrasi Terpimpin meninggalkan warisan yang kompleks bagi Indonesia. Sentralisasi kekuasaan dan kebijakan ekonomi yang diterapkan memiliki dampak jangka panjang pada sistem politik dan ekonomi negara. Warisan periode ini masih terus diperdebatkan oleh para sejarawan dan pakar, menjadikannya salah satu periode paling penting dalam sejarah Indonesia modern.

Pertanyaan yang Sering Diajukan

Apa tujuan utama Demokrasi Terpimpin?

Memperkuat stabilitas politik, mempercepat pembangunan ekonomi, dan memulihkan ketertiban sosial.

Siapa tokoh kunci dalam periode Demokrasi Terpimpin?

Presiden Soekarno

Apa kebijakan ekonomi utama yang diterapkan pada periode Demokrasi Terpimpin?

Nasionalisasi industri-industri vital, pembatasan impor, dan penekanan pada pembangunan industri dalam negeri.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *